CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Monday, April 12, 2010

~ Puasa dan Tugas Keseharian Seorang Muslim ~


Keseharian ketika berpuasa

Puasa tidak menghalangi seorang muslim melakukan kegiatannya sehari-hari bahkan seharusnya dengan puasa kita semakin giat beraktivitas karena pahalnya dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bekerja mencari nafkah memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah ta’ala, diantaranya:

1. Syari’at Islam memuji seorang muslim yang melakukan suatu pekerjaan.

Dari Miqdad radliyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada suatu makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik dari makan hasil tangannya sendiri dan sesungguhnya Nabi Allah Dawud ‘alaihissalam dahulu makan dari hasil tangannya sendiri”. (HR. Buhkori 2072)

2. Sebaik-baik yang dimakan seorang muslim adalah dari hasil usahanya sendiri.

“Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan seorang laki-laki adalah dari usahanya dan anak merupakan hasil usahanya.” (HR. an-Nasai 4469, Ibnu Majah 2378 dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Misykatul Masobih 5/844)

3. Semua Nabi bekerja dalam perdagangan dan usaha.
Sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَمَآأَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلآ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي اْلأَسْوَاقِ

”Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sunguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar…..” (QS. Al-Furqon:20)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: ”Allah ta’ala mengabarkan tentang semua Rasul terdahulu yang diutus-Nya bahwa mereka memakan makanan dan berjalan di pasar untuk berusaha dan berdagang.” (Tafsir al-Qur’anil Adzim 3/317)

Maka jika ada yang mengatakan Isa adalah Tuhan, maka bagaimana Tuhan membutuhkan makanan??!

4. Berusaha mendapatkan rezeki sama seperti mujahid fi sabilillah
Allah ta’ala berfirman:

عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُمْ مَّرْضَى وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي اْلأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللهِ وَءَاخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَاقْرِءُوا مَاتَيَسَّرَ مِنْهُ

”…Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran….”(QS. Al-Muzzammil:20)

Al-Qurthubi rahimahullah berkata: ”Allah ta’ala menyamakan dalam ayat ini antara derajat mujahidin dan orang yang mencari penghasilan yang halal untuk nafkah dirinya dan keluarganya.” (al-Jami’il Ahkamil Qur’an 19/55)

5. Bekerja adalah sarana untuk menghilangkan kemiskinan dan menjaga diri dari meminta-minta.

Dari Abu Hurairoh radliyallahu’anha, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Salah seorang kalian memikul satu ikat kayu bakar di punggungnya lebih baik daripada meminta kepada seseorang lalu ia diberi atau tidak diberi” (HR. Bukhori 2074)

6. Allah ta’ala menyukai jika seorang muslim menekuni pekerjaannya.
Dari ’Aisyah radliyallahu’anha, bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang kalian melakukan suatu pekerjaan agar menekuninya”. (HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya 4386, Silsilah ash-Shohihah 1113)

Namun seorang muslim hendaknya memperhatikan rambu-rambu syari’at di dalam bekerja terlebih di bulan Ramadhan sehingga pahala puasanya tidak berkurang atau rusak. Diantara yang harus diperhatikan adalah:

1. Hendaknya tidak bercampur baur dengan wanita yang bukan mahrom di tempat kerja dan di tempat lain.

Dari Usamah bin Zaid radliyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita” (HR. Bukhori 5096)

Dari ’Uqbah bin ’Amir radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Hati-hati kalian yang mengunjungi wanita”. Maka seorang laki-laki dari Anshor berkata, ”Wahai Rasulullah bagaimana menurutmu tentang saudara ipar?” Beliau menjawab, ”Ipar adalah kematian”. (HR. Bukhori 523, Muslim 1341)

Al-Qurthubi rahimahullah berkata: ”Perkataan Nabi: ’Ipar adalah kematian’ yaitu berkunjungnya (bertemu mukanya) ke istri saudaranya serupa dengan kematian dalam hal kejelekan dan dampak negatifnya. Itu adalah diharamkan dengan pengharaman yang sudah maklum. Hanya saja dikeraskan peringatannya dan dimisalkan dengan kematian karena manusia menganggapnya hal yang biasa baik dari sisi istri maupun suami.” (’Ilnayatul Islam Bil Mar’ah hlm. 9-10)

2. Tidak kholwat (berduaan) dalam satu ruang kerja dengan wanita yang bukan mahrom.

Dari Ibnu ’Abbas radliyallahu’anhu bahwasanya ia mendengar Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali harus bersama mahromnya”. (HR. Bukhori 1862, Muslim 1341)

3. Berusaha menundukkan pandangan.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَايَصْنَعُونَ

”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nuur: 30)

Dari ’Ubadah bin Shomit radliyallahu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Jaminkan aku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku akan menjamin bagi kalian surga. Jujurlah jika berbicara, penuhilah jika berjanji, tunaikanlah jika diamanati, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan tahanlah tanganmu (jangan menganggu orang lain). (HR. Ahmad 49/428, al-Hakim 4/399, Shohih at-Targhib 2925)

Dari Mua’awiyah bin Hidaroh radliyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Ada tiga orang yang matanya tidak akan melihat neraka: mata yang berjaga-jaga dijalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menahan/menunduk dari keharaman-keharaman Allah” (Dikeluarkan oleh at-Thobroni dengan sanad yang hasan, silakan lihat Silsilah as-Shohihah no. 2673)

4. Berusaha mencari penghasilan yang halal

Makanan dan minuman sangat berpengaruh kepada perkembangan badan dan rohani seseorang. Manakala seseorang tidak selektif dalam memilih apa yang masuk ke dalam tubuhnya maka setan pun akan mengambil bagian dan menguasainya. Allah ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهاَ النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqoroh: 168)

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Tidak akan masuk surga tubuh yang diberikan makan dengan yang haram”.(HR. Abu Ya’la 1/29, Silsilah as-Shohihah no. 2609)

BAGI PARA MUSLIMAH…..

Pada dasarnya Islam memerintahkan kepada wanita untuk tinggal di rumahnya mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kodrat kewanitannya. Allah ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى

”Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)

Mujahid rahimahullah berkata: ”Dahulu wanita berjalan diantara para lelaki maka itulah tabarruj jahiliyyah.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/768 cet. At-Tijariyyah)

Namun jika keadaan darurat yang mengharuskan ia untuk bekerja maka diperbolehkan berdasarkan firman Allah ta’ala:

وَلَمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَاخَطْبُكُمَا قَالَتَا لاَنَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ

”Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: ”Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” kedua wanita itu menjawab: ”Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. (QS. Al-Qoshosh: 23)

Tetapi hendaknya ia memenuhi persyaratan di atas yaitu tidak bercampur baur dengan laki-laki bukan mahromnya, tidak menimbulkan fitnah, memakai busana yang syar’I, tidak kholwat dengan laki-laki lain, ditambah beberapa syarat lagi yaitu:

1. Tidak memakai wangi-wangian ketika keluar rumah.

Dari Abu Musa al-Asy’ari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang kemudian mereka mencium aromanya maka wanita itu adalah pezina.” (HR. Abu Dawud 4167, at-Tirmidzi 2937, an-Nasai 5126. Berkata at-Tirmidzi: hadits hasan shahih)

2. Mendapatkan izin dari walinya. Yang paling utama disini adalah izin dari suaminya.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Jika istri-istri kalian meminta izin di waktu malam menuju masjid maka izinkanlah”. HR. Bukhori 865, Muslim 442)

3. Tidak mengerjakan pekerjaan yang itu adalah pekerjaan untuk laki-laki.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh wanita”. (HR. Al-Bukhori 4425)

Al-Khoththobi rahimahullah berkata: ”Dalam hadits ini ada pelajaran bahwa wanita tidak boleh mengurus masalah kepemimpinan dan kehakiman”. (i’lamul hadits 3/1787)

4. Tidak menghabiskan banyak waktunya di luar rumah sehingga pendidikan dan kasih sayang untuk anaknya menjadi terbengkelai.

Dari Abdullah bin ’Umar radliyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia akan ditanya tentang rakyat (anak-anaknya).” (HR. Bukhori 2751, Muslim 1829)

Islam telah memuliakan wanita muslimah dengan mendudukkan posisinya di tempat yang sesuai fitrahnya maka janganlah mereka merendahkan martabatnya sendiri dengan melanggar garis-garis fitrah tersebut karena ikut-ikutan dengan wanita barat kafir yang telah ternoda harga dirinya. Semoga Allah memperbaiki wanita muslimah kita….amiiin

Sumber: 30 Tema Pilihan Kultum Romadhon Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah oleh Abu Bakr Muhammad Lalu al-Atsari, hal. 122-129 (Silahkan merujuk ke buku ini untuk mengambil faidah yang lebih banyak)

http://maramissetiawan.wordpress.com/2009/08/27/puasa-dan-tugas-keseharian-seorang-muslim/

0 comments: